Remaja dalam bahasa
latinnya adalah adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi
dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang
mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik. Pada masa ini
remaja sebenarnya belum memiliki tempat yang jelas karena ia belum
diposisikan dewasa namun ia juga bukan anak-anak. Dimana orang sering
menyebutnya usia tanggung.
Masa remaja adalah masa mulainya perubahan-perubahan yang terjadi pada
remaja baik dari sisi fisik maupun perubahan emosi hingga perubahan
organ reproduksinya. Masa remaja juga adalah masa seorang remaja mulai
mencari jati dirinya, kadangkala di dalamnya terjadi konflik-konflik
jika remaja tersebut tidak mampu mengenali dirinya sendiri serta tidak
mampu menangani masalah yang menimpanya.
Kenakalan/penyimpangan kelakuan remaja atau juga dikenal dengan istilah
Juvenile Delingquency merupakan gejala patologis sosial pada remaja
yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya remaja
cenderung melakukan bentuk kelakuan yang menyimpang.
Perubahan besar yang terjadi pada remaja saat ini mendapatkan tantangan
besar dengan terbukanya arus informasi yang luas dan tanpa sekat.
Segala informasi dengan mudahnya dapat diserap oleh remaja dengan bebas
termasuk informasi yang berkaitan dengan hal-hal yang berkaitan dengan
masalah organ reproduksi dan seksualitas.
Sikap serba ingin tahu remaja yang besar yang kadang terabaikan dari
pengawasan serta pendampingan orang tua seringkali menjerumuskan remaja
pada efek negatif dari pencaharian jawaban yang salah atas
persoalan-persoalan remaja.
Kenyamanan serta kemudahan mendapatkan informasi yang benar yang tidak
didapat dari lingkungan sekitar akan persoalannya seringkali membuat
remaja mencari sendiri jawaban-jawaban tanpa tahu efek positif
negatifnya.
Pada masa transisi inilah pentingnya perhatian seluruh pihak terhadap
kondisi remaja dibutuhkan dari semua pihak. Bank Dunia sendiri menyebut
masa transisi remaja dalam 5 hal (Youth Five Life Transitions).
Transisi kehidupan yang dimaksud menurut Progress Report World Bank
adalah:
1. Melanjutkan sekolah (continue learning)
2. Mencari pekerjaan (start working)
3. Memulai kehidupan berkeluarga (form families)
4. Menjadi anggota masyarakat (exercise citizenship)
5. Mempraktekkan hidup sehat (practice healthy life).
PIK-R, dari dan untuk remaja.
Pusat Informasi dan Konseling Remaja atau yang lebih dikenal dengan
PIK-R adalah suatu wadah kegiatan PKBR (Pusat Penyiapan Kehidupan
Berkeluarga Bagi Remaja) yang dikelola dari, oleh dan untuk remaja guna
memberikan pelayanan informasi dan konseling tentang perencanaan
kehidupan berkeluarga bagi Remaja serta kegiatan-kegiatan penunjang
lainnya.
PIK Remaja sendiri merupakan bagian dari PIK-KRR (Pusat Informasi dan
Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja) yang kemudian oleh BKKBN dibagi
menjadi dua yaitu: Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK Remaja) dan
Pusat Informasi dan Konseling Mahasiswa (PIK Mahasiswa)
PIK Remaja sendiri adalah nama generik yang sengaja dibuat untuk menarik
minat remaja datang ke Pusat Informasi dan Konsuling Remaja untuk
berdiskusi serta sharing PKBR secara bersama-sama. Nama PIK bisa
disesuaikan dengan lingkungan serta kehendak masing-masing sesuai
kebutuhannya. PIK Remaja dalam penyebutannya bisa dikaitkan dengan
tempat dan institusi pembinanya seperti PIK Remaja Sekolah, PIK Remaja
Masjid, PIK remaja Pesantren atau bahkan mungkin PIK Kompasiana.
Adapun Tujuan umum dari PIK Remaja adalah untuk memberikan informasi
PKBR, Pendewasaan Usia Perkawianan, Keterampilan Hidup (Life Skills),
pelayanan konseling dan rujukan PKBR. Disamping itu, juga dikembangkan
kegiatan-kegiatan lain yang khas dan sesuai minat dan kebutuhan remaja
untuk mencapai Tegar Remaja dalam rangka tegar Keluarga guna mewujudkan
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera.
Pola kerja PIK Remaja tidak mengenal batas wilayah sebagaimana yang ada
pada pemerintahan desa, ia hadir untuk melayani remaja lain dari luar
wilayah administratifnya.
Pengelola dan konselor sebaya
Melakukan pendekatan terhadap remaja kadang menimbulkan persoalan dengan
susahnya remaja untuk terbuka dengan orang tua, mereka lebih gampang
dan mudah menyampaikan semua persoalannya pada teman-temannya.
Teman yang baik dan memiliki keperibadian bagus tentulah akan menerima
curahan remaja lainnya dengan dan memberi solusi yang baik, bagaimana
bila sebaliknya.
Pengelolaan PIK-Remaja yang dikelola oleh dan untuk remaja sengaja
dilakukan untuk menabrak sekat-sekat yang menghalangi terbukanya
komunikasi seperti yang diutarakan di atas.
Pengelola/remaja yang mengelola PIK-Remaja tentu saja sebelumnya telah
mendaptkan pendidikan dan pelatihan dengan mempergunakan modul dan
kurikulum standard yang telah disusun oleh BKKBN atau yang sejenis.
Dimana pengelolanya tersebut terdiri dari Ketua, Bidang Administrasi,
Bidang Program dan Kegiatan, Pendidik Sebaya, dan Konselor Sebaya.
Dengan terlebih dahulu diberikan pendidikan diharapkan konselor sebaya
memiliki kemampuan yang memenuhi syarat sebagai konselor sebaya, antara
lain:
Berpengalaman sebagai pendidik sebaya
Mempunyai minat yang sungguh-sungguh untuk membantu klien
Terbuka pada pendapat orang lain
Menghargai dan menghormati klien
Peka terhadap perasaan orang dan berempati
Memiliki perasaan stabil dan kontrol diri yang kuat
Mempunyai pengetahuan yang luas
Memiliki keterampilan menciptakan suasana nyaman dan komunikasi
interpersonal.
PIK Remaja juga harus mendapatkan pembinaan dari pihak lain sebagai
pembinanya dengan kualifikasi serta memiliki kepedulian yang tinggi
terhadap masalah-masalah remaja, memberikan dukungan dan aktif membina
PIK Remaja, baik yangberasal dari Pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM) atau organisasi kepemudaan/remaja lainnya, seperti:
Pemerintah: kepala desa/lurah, camat, bupati, walikota, pimpinan
SKPDKB
Pimpinan LSM: pimpinan kelompok-kelompok organisasi masyarakat
(seperti: pengurus masjid, partor, pendeta, pedande, bukisu) dan
pimpinan kelompok dan organisasipemuda.
Pimpinan media massa (surat kabar, majalah, radio, dan TV)
Rektor/dekan, kepala SLTP, kepala SLTA, pimpinan pondok pesantren,
komite sekolah.
Orang tua, melalui Bina Keluarga Remaja (BKR), majlis ta'lim,
program PKK.
Pimpinan kelompok sebaya melalui program karang taruna, pramuka,
remaja masjid/gereja/vihara.
Tahapan Pengembangan dan Pengelolaan
PIK-Remaja dikelola melalui 3 tahapan yaitu tahap TUMBUH, TEGAK dan
TEGAR, dimana proses pengembangan dan pengelolaan masing-masing tahapan
tersebut didasarkan pada ciri-ciri tahapan berikut ini:
1. PIK Remaja Tahap Tumbuh dengan materi dan isi pesan (assets)
Triad KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan.
Pendalaman materi Triad KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan.
Pemahaman tentang Hak-Hak Reproduksi.
2. PIK Remaja Tahap Tegak dengan materi dan isi pesan (assets):
Triad KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan
Pendalaman materi Triad KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan
Pemahaman tentang hak-hak reproduksi
Keterampilan Hidup (Life Skills)
Keterampilan advokasi
3. PIK Remaja Tahap Tegar, dengan materi dan isi pesan (assets)
TRIAD KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan
Pendalaman materi TRIAD KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan
Pemahaman tentang hak-hak reproduksi
Keterampilan Hidup (Life Skills)
Keterampilan advokasi
Dengan mengenal keberadaan PIK-Remaja yang coba diuraikan sederhana ini,
diharapkan keberadaan KIP-R semakin dikenal luas baik secara
organisasi/lembaga maupun keberadaan ataupun fungsinya.
Program Genre dengan basis remaja ini perlu kita support penuh agar
remaja kita tumbuh dan berkembang sesuai harapan kita semua, yang
selanjutnya mereka kelak siap menggantikan generasi berikutnya dengan
tujuan akhir adalah terciptanya Indonesia yang jaya yang diridoi Tuhan
Yang Maha Esa.
14129260612131927067
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/tubagusencep/yuk-mengenal-pik-remaja_54f432d1745513a32b6c8818
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/tubagusencep/yuk-mengenal-pik-remaja_54f432d1745513a32b6c8818
Remaja dalam bahasa
latinnya adalah adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi
dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang
mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik. Pada masa ini
remaja sebenarnya belum memiliki tempat yang jelas karena ia belum
diposisikan dewasa namun ia juga bukan anak-anak. Dimana orang sering
menyebutnya usia tanggung.
Masa remaja adalah masa mulainya perubahan-perubahan yang terjadi pada
remaja baik dari sisi fisik maupun perubahan emosi hingga perubahan
organ reproduksinya. Masa remaja juga adalah masa seorang remaja mulai
mencari jati dirinya, kadangkala di dalamnya terjadi konflik-konflik
jika remaja tersebut tidak mampu mengenali dirinya sendiri serta tidak
mampu menangani masalah yang menimpanya.
Kenakalan/penyimpangan kelakuan remaja atau juga dikenal dengan istilah
Juvenile Delingquency merupakan gejala patologis sosial pada remaja
yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya remaja
cenderung melakukan bentuk kelakuan yang menyimpang.
Perubahan besar yang terjadi pada remaja saat ini mendapatkan tantangan
besar dengan terbukanya arus informasi yang luas dan tanpa sekat.
Segala informasi dengan mudahnya dapat diserap oleh remaja dengan bebas
termasuk informasi yang berkaitan dengan hal-hal yang berkaitan dengan
masalah organ reproduksi dan seksualitas.
Sikap serba ingin tahu remaja yang besar yang kadang terabaikan dari
pengawasan serta pendampingan orang tua seringkali menjerumuskan remaja
pada efek negatif dari pencaharian jawaban yang salah atas
persoalan-persoalan remaja.
Kenyamanan serta kemudahan mendapatkan informasi yang benar yang tidak
didapat dari lingkungan sekitar akan persoalannya seringkali membuat
remaja mencari sendiri jawaban-jawaban tanpa tahu efek positif
negatifnya.
Pada masa transisi inilah pentingnya perhatian seluruh pihak terhadap
kondisi remaja dibutuhkan dari semua pihak. Bank Dunia sendiri menyebut
masa transisi remaja dalam 5 hal (Youth Five Life Transitions).
Transisi kehidupan yang dimaksud menurut Progress Report World Bank
adalah:
1. Melanjutkan sekolah (continue learning)
2. Mencari pekerjaan (start working)
3. Memulai kehidupan berkeluarga (form families)
4. Menjadi anggota masyarakat (exercise citizenship)
5. Mempraktekkan hidup sehat (practice healthy life).
PIK-R, dari dan untuk remaja.
Pusat Informasi dan Konseling Remaja atau yang lebih dikenal dengan
PIK-R adalah suatu wadah kegiatan PKBR (Pusat Penyiapan Kehidupan
Berkeluarga Bagi Remaja) yang dikelola dari, oleh dan untuk remaja guna
memberikan pelayanan informasi dan konseling tentang perencanaan
kehidupan berkeluarga bagi Remaja serta kegiatan-kegiatan penunjang
lainnya.
PIK Remaja sendiri merupakan bagian dari PIK-KRR (Pusat Informasi dan
Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja) yang kemudian oleh BKKBN dibagi
menjadi dua yaitu: Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK Remaja) dan
Pusat Informasi dan Konseling Mahasiswa (PIK Mahasiswa)
PIK Remaja sendiri adalah nama generik yang sengaja dibuat untuk menarik
minat remaja datang ke Pusat Informasi dan Konsuling Remaja untuk
berdiskusi serta sharing PKBR secara bersama-sama. Nama PIK bisa
disesuaikan dengan lingkungan serta kehendak masing-masing sesuai
kebutuhannya. PIK Remaja dalam penyebutannya bisa dikaitkan dengan
tempat dan institusi pembinanya seperti PIK Remaja Sekolah, PIK Remaja
Masjid, PIK remaja Pesantren atau bahkan mungkin PIK Kompasiana.
Adapun Tujuan umum dari PIK Remaja adalah untuk memberikan informasi
PKBR, Pendewasaan Usia Perkawianan, Keterampilan Hidup (Life Skills),
pelayanan konseling dan rujukan PKBR. Disamping itu, juga dikembangkan
kegiatan-kegiatan lain yang khas dan sesuai minat dan kebutuhan remaja
untuk mencapai Tegar Remaja dalam rangka tegar Keluarga guna mewujudkan
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera.
Pola kerja PIK Remaja tidak mengenal batas wilayah sebagaimana yang ada
pada pemerintahan desa, ia hadir untuk melayani remaja lain dari luar
wilayah administratifnya.
Pengelola dan konselor sebaya
Melakukan pendekatan terhadap remaja kadang menimbulkan persoalan dengan
susahnya remaja untuk terbuka dengan orang tua, mereka lebih gampang
dan mudah menyampaikan semua persoalannya pada teman-temannya.
Teman yang baik dan memiliki keperibadian bagus tentulah akan menerima
curahan remaja lainnya dengan dan memberi solusi yang baik, bagaimana
bila sebaliknya.
Pengelolaan PIK-Remaja yang dikelola oleh dan untuk remaja sengaja
dilakukan untuk menabrak sekat-sekat yang menghalangi terbukanya
komunikasi seperti yang diutarakan di atas.
Pengelola/remaja yang mengelola PIK-Remaja tentu saja sebelumnya telah
mendaptkan pendidikan dan pelatihan dengan mempergunakan modul dan
kurikulum standard yang telah disusun oleh BKKBN atau yang sejenis.
Dimana pengelolanya tersebut terdiri dari Ketua, Bidang Administrasi,
Bidang Program dan Kegiatan, Pendidik Sebaya, dan Konselor Sebaya.
Dengan terlebih dahulu diberikan pendidikan diharapkan konselor sebaya
memiliki kemampuan yang memenuhi syarat sebagai konselor sebaya, antara
lain:
Berpengalaman sebagai pendidik sebaya
Mempunyai minat yang sungguh-sungguh untuk membantu klien
Terbuka pada pendapat orang lain
Menghargai dan menghormati klien
Peka terhadap perasaan orang dan berempati
Memiliki perasaan stabil dan kontrol diri yang kuat
Mempunyai pengetahuan yang luas
Memiliki keterampilan menciptakan suasana nyaman dan komunikasi
interpersonal.
PIK Remaja juga harus mendapatkan pembinaan dari pihak lain sebagai
pembinanya dengan kualifikasi serta memiliki kepedulian yang tinggi
terhadap masalah-masalah remaja, memberikan dukungan dan aktif membina
PIK Remaja, baik yangberasal dari Pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM) atau organisasi kepemudaan/remaja lainnya, seperti:
Pemerintah: kepala desa/lurah, camat, bupati, walikota, pimpinan
SKPDKB
Pimpinan LSM: pimpinan kelompok-kelompok organisasi masyarakat
(seperti: pengurus masjid, partor, pendeta, pedande, bukisu) dan
pimpinan kelompok dan organisasipemuda.
Pimpinan media massa (surat kabar, majalah, radio, dan TV)
Rektor/dekan, kepala SLTP, kepala SLTA, pimpinan pondok pesantren,
komite sekolah.
Orang tua, melalui Bina Keluarga Remaja (BKR), majlis ta'lim,
program PKK.
Pimpinan kelompok sebaya melalui program karang taruna, pramuka,
remaja masjid/gereja/vihara.
Tahapan Pengembangan dan Pengelolaan
PIK-Remaja dikelola melalui 3 tahapan yaitu tahap TUMBUH, TEGAK dan
TEGAR, dimana proses pengembangan dan pengelolaan masing-masing tahapan
tersebut didasarkan pada ciri-ciri tahapan berikut ini:
1. PIK Remaja Tahap Tumbuh dengan materi dan isi pesan (assets)
Triad KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan.
Pendalaman materi Triad KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan.
Pemahaman tentang Hak-Hak Reproduksi.
2. PIK Remaja Tahap Tegak dengan materi dan isi pesan (assets):
Triad KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan
Pendalaman materi Triad KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan
Pemahaman tentang hak-hak reproduksi
Keterampilan Hidup (Life Skills)
Keterampilan advokasi
3. PIK Remaja Tahap Tegar, dengan materi dan isi pesan (assets)
TRIAD KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan
Pendalaman materi TRIAD KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan
Pemahaman tentang hak-hak reproduksi
Keterampilan Hidup (Life Skills)
Keterampilan advokasi
Dengan mengenal keberadaan PIK-Remaja yang coba diuraikan sederhana ini,
diharapkan keberadaan KIP-R semakin dikenal luas baik secara
organisasi/lembaga maupun keberadaan ataupun fungsinya.
Program Genre dengan basis remaja ini perlu kita support penuh agar
remaja kita tumbuh dan berkembang sesuai harapan kita semua, yang
selanjutnya mereka kelak siap menggantikan generasi berikutnya dengan
tujuan akhir adalah terciptanya Indonesia yang jaya yang diridoi Tuhan
Yang Maha Esa.
14129260612131927067
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/tubagusencep/yuk-mengenal-pik-remaja_54f432d1745513a32b6c8818
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/tubagusencep/yuk-mengenal-pik-remaja_54f432d1745513a32b6c8818
Remaja dalam bahasa
latinnya adalah adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi
dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang
mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik. Pada masa ini
remaja sebenarnya belum memiliki tempat yang jelas karena ia belum
diposisikan dewasa namun ia juga bukan anak-anak. Dimana orang sering
menyebutnya usia tanggung.
Masa remaja adalah masa mulainya perubahan-perubahan yang terjadi pada
remaja baik dari sisi fisik maupun perubahan emosi hingga perubahan
organ reproduksinya. Masa remaja juga adalah masa seorang remaja mulai
mencari jati dirinya, kadangkala di dalamnya terjadi konflik-konflik
jika remaja tersebut tidak mampu mengenali dirinya sendiri serta tidak
mampu menangani masalah yang menimpanya.
Kenakalan/penyimpangan kelakuan remaja atau juga dikenal dengan istilah
Juvenile Delingquency merupakan gejala patologis sosial pada remaja
yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya remaja
cenderung melakukan bentuk kelakuan yang menyimpang.
Perubahan besar yang terjadi pada remaja saat ini mendapatkan tantangan
besar dengan terbukanya arus informasi yang luas dan tanpa sekat.
Segala informasi dengan mudahnya dapat diserap oleh remaja dengan bebas
termasuk informasi yang berkaitan dengan hal-hal yang berkaitan dengan
masalah organ reproduksi dan seksualitas.
Sikap serba ingin tahu remaja yang besar yang kadang terabaikan dari
pengawasan serta pendampingan orang tua seringkali menjerumuskan remaja
pada efek negatif dari pencaharian jawaban yang salah atas
persoalan-persoalan remaja.
Kenyamanan serta kemudahan mendapatkan informasi yang benar yang tidak
didapat dari lingkungan sekitar akan persoalannya seringkali membuat
remaja mencari sendiri jawaban-jawaban tanpa tahu efek positif
negatifnya.
Pada masa transisi inilah pentingnya perhatian seluruh pihak terhadap
kondisi remaja dibutuhkan dari semua pihak. Bank Dunia sendiri menyebut
masa transisi remaja dalam 5 hal (Youth Five Life Transitions).
Transisi kehidupan yang dimaksud menurut Progress Report World Bank
adalah:
1. Melanjutkan sekolah (continue learning)
2. Mencari pekerjaan (start working)
3. Memulai kehidupan berkeluarga (form families)
4. Menjadi anggota masyarakat (exercise citizenship)
5. Mempraktekkan hidup sehat (practice healthy life).
PIK-R, dari dan untuk remaja.
Pusat Informasi dan Konseling Remaja atau yang lebih dikenal dengan
PIK-R adalah suatu wadah kegiatan PKBR (Pusat Penyiapan Kehidupan
Berkeluarga Bagi Remaja) yang dikelola dari, oleh dan untuk remaja guna
memberikan pelayanan informasi dan konseling tentang perencanaan
kehidupan berkeluarga bagi Remaja serta kegiatan-kegiatan penunjang
lainnya.
PIK Remaja sendiri merupakan bagian dari PIK-KRR (Pusat Informasi dan
Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja) yang kemudian oleh BKKBN dibagi
menjadi dua yaitu: Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK Remaja) dan
Pusat Informasi dan Konseling Mahasiswa (PIK Mahasiswa)
PIK Remaja sendiri adalah nama generik yang sengaja dibuat untuk menarik
minat remaja datang ke Pusat Informasi dan Konsuling Remaja untuk
berdiskusi serta sharing PKBR secara bersama-sama. Nama PIK bisa
disesuaikan dengan lingkungan serta kehendak masing-masing sesuai
kebutuhannya. PIK Remaja dalam penyebutannya bisa dikaitkan dengan
tempat dan institusi pembinanya seperti PIK Remaja Sekolah, PIK Remaja
Masjid, PIK remaja Pesantren atau bahkan mungkin PIK Kompasiana.
Adapun Tujuan umum dari PIK Remaja adalah untuk memberikan informasi
PKBR, Pendewasaan Usia Perkawianan, Keterampilan Hidup (Life Skills),
pelayanan konseling dan rujukan PKBR. Disamping itu, juga dikembangkan
kegiatan-kegiatan lain yang khas dan sesuai minat dan kebutuhan remaja
untuk mencapai Tegar Remaja dalam rangka tegar Keluarga guna mewujudkan
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera.
Pola kerja PIK Remaja tidak mengenal batas wilayah sebagaimana yang ada
pada pemerintahan desa, ia hadir untuk melayani remaja lain dari luar
wilayah administratifnya.
Pengelola dan konselor sebaya
Melakukan pendekatan terhadap remaja kadang menimbulkan persoalan dengan
susahnya remaja untuk terbuka dengan orang tua, mereka lebih gampang
dan mudah menyampaikan semua persoalannya pada teman-temannya.
Teman yang baik dan memiliki keperibadian bagus tentulah akan menerima
curahan remaja lainnya dengan dan memberi solusi yang baik, bagaimana
bila sebaliknya.
Pengelolaan PIK-Remaja yang dikelola oleh dan untuk remaja sengaja
dilakukan untuk menabrak sekat-sekat yang menghalangi terbukanya
komunikasi seperti yang diutarakan di atas.
Pengelola/remaja yang mengelola PIK-Remaja tentu saja sebelumnya telah
mendaptkan pendidikan dan pelatihan dengan mempergunakan modul dan
kurikulum standard yang telah disusun oleh BKKBN atau yang sejenis.
Dimana pengelolanya tersebut terdiri dari Ketua, Bidang Administrasi,
Bidang Program dan Kegiatan, Pendidik Sebaya, dan Konselor Sebaya.
Dengan terlebih dahulu diberikan pendidikan diharapkan konselor sebaya
memiliki kemampuan yang memenuhi syarat sebagai konselor sebaya, antara
lain:
Berpengalaman sebagai pendidik sebaya
Mempunyai minat yang sungguh-sungguh untuk membantu klien
Terbuka pada pendapat orang lain
Menghargai dan menghormati klien
Peka terhadap perasaan orang dan berempati
Memiliki perasaan stabil dan kontrol diri yang kuat
Mempunyai pengetahuan yang luas
Memiliki keterampilan menciptakan suasana nyaman dan komunikasi
interpersonal.
PIK Remaja juga harus mendapatkan pembinaan dari pihak lain sebagai
pembinanya dengan kualifikasi serta memiliki kepedulian yang tinggi
terhadap masalah-masalah remaja, memberikan dukungan dan aktif membina
PIK Remaja, baik yangberasal dari Pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM) atau organisasi kepemudaan/remaja lainnya, seperti:
Pemerintah: kepala desa/lurah, camat, bupati, walikota, pimpinan
SKPDKB
Pimpinan LSM: pimpinan kelompok-kelompok organisasi masyarakat
(seperti: pengurus masjid, partor, pendeta, pedande, bukisu) dan
pimpinan kelompok dan organisasipemuda.
Pimpinan media massa (surat kabar, majalah, radio, dan TV)
Rektor/dekan, kepala SLTP, kepala SLTA, pimpinan pondok pesantren,
komite sekolah.
Orang tua, melalui Bina Keluarga Remaja (BKR), majlis ta'lim,
program PKK.
Pimpinan kelompok sebaya melalui program karang taruna, pramuka,
remaja masjid/gereja/vihara.
Tahapan Pengembangan dan Pengelolaan
PIK-Remaja dikelola melalui 3 tahapan yaitu tahap TUMBUH, TEGAK dan
TEGAR, dimana proses pengembangan dan pengelolaan masing-masing tahapan
tersebut didasarkan pada ciri-ciri tahapan berikut ini:
1. PIK Remaja Tahap Tumbuh dengan materi dan isi pesan (assets)
Triad KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan.
Pendalaman materi Triad KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan.
Pemahaman tentang Hak-Hak Reproduksi.
2. PIK Remaja Tahap Tegak dengan materi dan isi pesan (assets):
Triad KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan
Pendalaman materi Triad KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan
Pemahaman tentang hak-hak reproduksi
Keterampilan Hidup (Life Skills)
Keterampilan advokasi
3. PIK Remaja Tahap Tegar, dengan materi dan isi pesan (assets)
TRIAD KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan
Pendalaman materi TRIAD KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan
Pemahaman tentang hak-hak reproduksi
Keterampilan Hidup (Life Skills)
Keterampilan advokasi
Dengan mengenal keberadaan PIK-Remaja yang coba diuraikan sederhana ini,
diharapkan keberadaan KIP-R semakin dikenal luas baik secara
organisasi/lembaga maupun keberadaan ataupun fungsinya.
Program Genre dengan basis remaja ini perlu kita support penuh agar
remaja kita tumbuh dan berkembang sesuai harapan kita semua, yang
selanjutnya mereka kelak siap menggantikan generasi berikutnya dengan
tujuan akhir adalah terciptanya Indonesia yang jaya yang diridoi Tuhan
Yang Maha Esa.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/tubagusencep/yuk-mengenal-pik-remaja_54f432d1745513a32b6c8818
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/tubagusencep/yuk-mengenal-pik-remaja_54f432d1745513a32b6c8818
Remaja dalam bahasa
latinnya adalah adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi
dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang
mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik. Pada masa ini
remaja sebenarnya belum memiliki tempat yang jelas karena ia belum
diposisikan dewasa namun ia juga bukan anak-anak. Dimana orang sering
menyebutnya usia tanggung.
Masa remaja adalah masa mulainya perubahan-perubahan yang terjadi pada
remaja baik dari sisi fisik maupun perubahan emosi hingga perubahan
organ reproduksinya. Masa remaja juga adalah masa seorang remaja mulai
mencari jati dirinya, kadangkala di dalamnya terjadi konflik-konflik
jika remaja tersebut tidak mampu mengenali dirinya sendiri serta tidak
mampu menangani masalah yang menimpanya.
Kenakalan/penyimpangan kelakuan remaja atau juga dikenal dengan istilah
Juvenile Delingquency merupakan gejala patologis sosial pada remaja
yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya remaja
cenderung melakukan bentuk kelakuan yang menyimpang.
Perubahan besar yang terjadi pada remaja saat ini mendapatkan tantangan
besar dengan terbukanya arus informasi yang luas dan tanpa sekat.
Segala informasi dengan mudahnya dapat diserap oleh remaja dengan bebas
termasuk informasi yang berkaitan dengan hal-hal yang berkaitan dengan
masalah organ reproduksi dan seksualitas.
Sikap serba ingin tahu remaja yang besar yang kadang terabaikan dari
pengawasan serta pendampingan orang tua seringkali menjerumuskan remaja
pada efek negatif dari pencaharian jawaban yang salah atas
persoalan-persoalan remaja.
Kenyamanan serta kemudahan mendapatkan informasi yang benar yang tidak
didapat dari lingkungan sekitar akan persoalannya seringkali membuat
remaja mencari sendiri jawaban-jawaban tanpa tahu efek positif
negatifnya.
Pada masa transisi inilah pentingnya perhatian seluruh pihak terhadap
kondisi remaja dibutuhkan dari semua pihak. Bank Dunia sendiri menyebut
masa transisi remaja dalam 5 hal (Youth Five Life Transitions).
Transisi kehidupan yang dimaksud menurut Progress Report World Bank
adalah:
1. Melanjutkan sekolah (continue learning)
2. Mencari pekerjaan (start working)
3. Memulai kehidupan berkeluarga (form families)
4. Menjadi anggota masyarakat (exercise citizenship)
5. Mempraktekkan hidup sehat (practice healthy life).
PIK-R, dari dan untuk remaja.
Pusat Informasi dan Konseling Remaja atau yang lebih dikenal dengan
PIK-R adalah suatu wadah kegiatan PKBR (Pusat Penyiapan Kehidupan
Berkeluarga Bagi Remaja) yang dikelola dari, oleh dan untuk remaja guna
memberikan pelayanan informasi dan konseling tentang perencanaan
kehidupan berkeluarga bagi Remaja serta kegiatan-kegiatan penunjang
lainnya.
PIK Remaja sendiri merupakan bagian dari PIK-KRR (Pusat Informasi dan
Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja) yang kemudian oleh BKKBN dibagi
menjadi dua yaitu: Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK Remaja) dan
Pusat Informasi dan Konseling Mahasiswa (PIK Mahasiswa)
PIK Remaja sendiri adalah nama generik yang sengaja dibuat untuk menarik
minat remaja datang ke Pusat Informasi dan Konsuling Remaja untuk
berdiskusi serta sharing PKBR secara bersama-sama. Nama PIK bisa
disesuaikan dengan lingkungan serta kehendak masing-masing sesuai
kebutuhannya. PIK Remaja dalam penyebutannya bisa dikaitkan dengan
tempat dan institusi pembinanya seperti PIK Remaja Sekolah, PIK Remaja
Masjid, PIK remaja Pesantren atau bahkan mungkin PIK Kompasiana.
Adapun Tujuan umum dari PIK Remaja adalah untuk memberikan informasi
PKBR, Pendewasaan Usia Perkawianan, Keterampilan Hidup (Life Skills),
pelayanan konseling dan rujukan PKBR. Disamping itu, juga dikembangkan
kegiatan-kegiatan lain yang khas dan sesuai minat dan kebutuhan remaja
untuk mencapai Tegar Remaja dalam rangka tegar Keluarga guna mewujudkan
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera.
Pola kerja PIK Remaja tidak mengenal batas wilayah sebagaimana yang ada
pada pemerintahan desa, ia hadir untuk melayani remaja lain dari luar
wilayah administratifnya.
Pengelola dan konselor sebaya
Melakukan pendekatan terhadap remaja kadang menimbulkan persoalan dengan
susahnya remaja untuk terbuka dengan orang tua, mereka lebih gampang
dan mudah menyampaikan semua persoalannya pada teman-temannya.
Teman yang baik dan memiliki keperibadian bagus tentulah akan menerima
curahan remaja lainnya dengan dan memberi solusi yang baik, bagaimana
bila sebaliknya.
Pengelolaan PIK-Remaja yang dikelola oleh dan untuk remaja sengaja
dilakukan untuk menabrak sekat-sekat yang menghalangi terbukanya
komunikasi seperti yang diutarakan di atas.
Pengelola/remaja yang mengelola PIK-Remaja tentu saja sebelumnya telah
mendaptkan pendidikan dan pelatihan dengan mempergunakan modul dan
kurikulum standard yang telah disusun oleh BKKBN atau yang sejenis.
Dimana pengelolanya tersebut terdiri dari Ketua, Bidang Administrasi,
Bidang Program dan Kegiatan, Pendidik Sebaya, dan Konselor Sebaya.
Dengan terlebih dahulu diberikan pendidikan diharapkan konselor sebaya
memiliki kemampuan yang memenuhi syarat sebagai konselor sebaya, antara
lain:
Berpengalaman sebagai pendidik sebaya
Mempunyai minat yang sungguh-sungguh untuk membantu klien
Terbuka pada pendapat orang lain
Menghargai dan menghormati klien
Peka terhadap perasaan orang dan berempati
Memiliki perasaan stabil dan kontrol diri yang kuat
Mempunyai pengetahuan yang luas
Memiliki keterampilan menciptakan suasana nyaman dan komunikasi
interpersonal.
PIK Remaja juga harus mendapatkan pembinaan dari pihak lain sebagai
pembinanya dengan kualifikasi serta memiliki kepedulian yang tinggi
terhadap masalah-masalah remaja, memberikan dukungan dan aktif membina
PIK Remaja, baik yangberasal dari Pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM) atau organisasi kepemudaan/remaja lainnya, seperti:
Pemerintah: kepala desa/lurah, camat, bupati, walikota, pimpinan
SKPDKB
Pimpinan LSM: pimpinan kelompok-kelompok organisasi masyarakat
(seperti: pengurus masjid, partor, pendeta, pedande, bukisu) dan
pimpinan kelompok dan organisasipemuda.
Pimpinan media massa (surat kabar, majalah, radio, dan TV)
Rektor/dekan, kepala SLTP, kepala SLTA, pimpinan pondok pesantren,
komite sekolah.
Orang tua, melalui Bina Keluarga Remaja (BKR), majlis ta'lim,
program PKK.
Pimpinan kelompok sebaya melalui program karang taruna, pramuka,
remaja masjid/gereja/vihara.
Tahapan Pengembangan dan Pengelolaan
PIK-Remaja dikelola melalui 3 tahapan yaitu tahap TUMBUH, TEGAK dan
TEGAR, dimana proses pengembangan dan pengelolaan masing-masing tahapan
tersebut didasarkan pada ciri-ciri tahapan berikut ini:
1. PIK Remaja Tahap Tumbuh dengan materi dan isi pesan (assets)
Triad KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan.
Pendalaman materi Triad KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan.
Pemahaman tentang Hak-Hak Reproduksi.
2. PIK Remaja Tahap Tegak dengan materi dan isi pesan (assets):
Triad KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan
Pendalaman materi Triad KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan
Pemahaman tentang hak-hak reproduksi
Keterampilan Hidup (Life Skills)
Keterampilan advokasi
3. PIK Remaja Tahap Tegar, dengan materi dan isi pesan (assets)
TRIAD KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan
Pendalaman materi TRIAD KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan
Pemahaman tentang hak-hak reproduksi
Keterampilan Hidup (Life Skills)
Keterampilan advokasi
Dengan mengenal keberadaan PIK-Remaja yang coba diuraikan sederhana ini,
diharapkan keberadaan KIP-R semakin dikenal luas baik secara
organisasi/lembaga maupun keberadaan ataupun fungsinya.
Program Genre dengan basis remaja ini perlu kita support penuh agar
remaja kita tumbuh dan berkembang sesuai harapan kita semua, yang
selanjutnya mereka kelak siap menggantikan generasi berikutnya dengan
tujuan akhir adalah terciptanya Indonesia yang jaya yang diridoi Tuhan
Yang Maha Esa.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/tubagusencep/yuk-mengenal-pik-remaja_54f432d1745513a32b6c8818
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/tubagusencep/yuk-mengenal-pik-remaja_54f432d1745513a32b6c8818
mua, yang selanjutnya
mereka kelak siap menggantikan generasi berikutnya dengan tujuan akhir
adalah terciptanya Indonesia yang jaya yang diridoi Tuhan Yang Maha Esa.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/tubagusencep/yuk-mengenal-pik-remaja_54f432d1745513a32b6c8818
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/tubagusencep/yuk-mengenal-pik-remaja_54f432d1745513a32b6c8818
PIK Remaja adalah suatu wadah
kegiatan program PKBR (Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja)
yang dikelola dari, oleh dan untuk remaja guna memberikan pelayanan
informasi dan konseling kesehatan reproduksi serta penyiapan kehidupan
berkeluarga.
Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa. Kehidupan remaja merupakan kehidupan yang sangat menentukan bagi kehidupan masa depan mereka selanjutnya. Masa remaja seperti ini oleh Bank Dunia disebut sebagai masa transisi kehidupan remaja. Transisi kehidupan remaja oleh Bank Dunia dibagi menjadi 5 hal (Youth Five Life Transitions). Transisi kehidupan yang dimaksud menurut Progress Report World Bank adalah:
Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa. Kehidupan remaja merupakan kehidupan yang sangat menentukan bagi kehidupan masa depan mereka selanjutnya. Masa remaja seperti ini oleh Bank Dunia disebut sebagai masa transisi kehidupan remaja. Transisi kehidupan remaja oleh Bank Dunia dibagi menjadi 5 hal (Youth Five Life Transitions). Transisi kehidupan yang dimaksud menurut Progress Report World Bank adalah:
- Melanjutkan sekolah (continue learning)
- Mencari pekerjaan (start working)
- Memulai kehidupan berkeluarga (form families)
- Menjadi anggota masyarakat (exercise citizenship)
- Mempraktekkan hidup sehat (practice healthy life).
Program PKBR (Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja) yang dilaksanakan berkaitan dengan bidang kehidupan yang kelima dari transisi kehidupan remaja dimaksud, yakni mempraktekkan hidup secara sehat (practice healthy life). Empat bidang kehidupan lainnya yang akan dimasuki oleh remaja sangat ditentukan oleh berhasil tidaknya remaja mempraktekkan kehidupan yang sehat. Dengan kata lain apabila remaja gagal berperilaku sehat, kemungkinan besar remaja yang bersangkutan akan gagal pada empat bidang
kehidupan yang lain.
Dari data-data yang berkaitan dengan gambaran perilaku sehat remaja, khususnya yang berhubungan dengan risiko TRIAD KRR (Seksualitas, NAPZA, HIV dan AIDS), tampaknya sebagian remaja Indonesia berperilaku tidak sehat. Perilaku tidak sehat tersebut seperti terlihat pada data berikut ini :
SEKSUALITAS
Seks Pra Nikah
Berdasarkan Survey Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI, 2002-2003) didapatkan bahwa remaja mengatakan mempunyai teman yang pernah berhubungan seksual pada usia 14-19 tahun (perempuan 34,7%, laki-laki 30,9%), sedangkan usia 20-24 tahun (perempuan 48,6%, laki-laki 46,5%). Dari penelitian yang dilakukan oleh Wimpie Pangkahila tahun 1996 terhadap 633 pelajar SLTA di Bali, didapatkan bahwa 27% remaja laki-laki dan 18% remaja perempuan mempunyai pengalaman berhubungan seks pra nikah. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Situmorang tahun 2001 didapatkan 27% remaja laki-laki dan 9% remaja perempuan di Medan mengatakan sudah melakukan hubungan seks.
Faktor yang paling mempengaruhi remaja untuk melakukan hubungan seksual (3 x lebih besar) adalah:
1). Teman sebaya yaitu mempunyai pacar;
2). Mempunyai teman yang setuju dengan hubungan seks pranikah;
3). Mempunyai teman yang mempengaruhi atau mendorong untuk melakukan seks pranikah
(Analisa Lanjut SKRRI, 2003).
Aborsi
(Analisa Lanjut SKRRI, 2003).
Aborsi
Berdasarkan data Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI, Rakyat
Merdeka, tahun 2006) yang merujuk pada data Terry Hull dkk. (1993) dan
Utomo dkk. (2001) didapatkan bahwa 2,5 juta perempuan pernah melakukan
aborsi per tahun, 27% (± 700 ribu) dilakukan oleh remaja, dan sebagian
besar dilakukan dengan cara tidak aman. Sekitar 30-35% aborsi ini adalah
penyumbang kematian ibu (307/100 ribu kelahiran) dan tercatat bahwa
Angka Kematian Ibu (Mother Mortality Rate) di Indonesia adalah 10 kali
lebih besar dari Singapura.
NARKOBA
Berdasarkan data BNN 2004, menunjukan bahwa 1,5% dari jumlah penduduk
Indonesia (3.2 juta jiwa) adalah pengguna narkoba. Dari jumlah tersebut,
78% diantaranya adalah remaja
usia 20-29 tahun.
usia 20-29 tahun.
HIV dan AIDS
Secara kumulatif jumlah kasus AIDS sampai dengan September 2009 sebesar
18.442 kasus. Berdasarkan cara penularannya secara kumulatif dilaporkan
antara lain melalui heteroseksual 49,7%, IDU 40,7%, homoseksual 3,4%,
perinatal 2,5%, transfusi darah 0,1%, dan tidak diketahui 3,7%. Menurut 4
golongan usia tertinggi adalah usia 20-29 tahun sebanyak 49,6%, usia 30-39 tahun 29,8%, usia 40-49 tahun 8,7%, usia 15-19 tahun 3,0%. Perbandingan persentase kasus AIDS antara laki-laki dan perempuan adalah 74,5% : 25,5% atau 3 : 1.
Untuk merespon permasalahan remaja tersebut, Pemerintah (cq. BKKBN) telah melaksanakan dan mengembangkan program PKBR yang diarahkan untuk mewujudkan Tegar Remaja dalam rangka Tegar Keluarga untuk mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera. Ciri-ciri Tegar Remaja adalah remaja yang menunda usia pernikahan, remaja yang berperilaku sehat, terhindar dari risiko TRIAD KRR (Seksualitas, Napza, HIV dan AIDS), bercita-cita mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera serta menjadi contoh, model, idola dan sumber informasi bagi teman sebayanya.
golongan usia tertinggi adalah usia 20-29 tahun sebanyak 49,6%, usia 30-39 tahun 29,8%, usia 40-49 tahun 8,7%, usia 15-19 tahun 3,0%. Perbandingan persentase kasus AIDS antara laki-laki dan perempuan adalah 74,5% : 25,5% atau 3 : 1.
Untuk merespon permasalahan remaja tersebut, Pemerintah (cq. BKKBN) telah melaksanakan dan mengembangkan program PKBR yang diarahkan untuk mewujudkan Tegar Remaja dalam rangka Tegar Keluarga untuk mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera. Ciri-ciri Tegar Remaja adalah remaja yang menunda usia pernikahan, remaja yang berperilaku sehat, terhindar dari risiko TRIAD KRR (Seksualitas, Napza, HIV dan AIDS), bercita-cita mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera serta menjadi contoh, model, idola dan sumber informasi bagi teman sebayanya.
Upaya untuk mewujudkan remaja Indonesia melalui program PKBR sesuai dengan konsep Tegar Remaja tersebut akan diupayakan melalui strategi Tegar Remaja.
SASARAN DAN RUANG LINGKUP
Sasaran (audience)
Sasaran yang terkait dengan pembentukan, pengembangan, pengelolaan, pelayanan dan pembinaan PIK Remaja, sebagai berikut:
a. Pembina
- Pembina PIK Remaja adalah seseorang yang mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap masalah-masalah remaja, memberi dukungan dan aktif membina PIK Remaja, baik yang berasal dari Pemerintah,
- Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau organisasi kepemudaan/remaja lainnya, seperti : Pemerintah: Kepala desa/lurah, camat, bupati, walikota, pimpinan SKPDKB.
- Pimpinan LSM: pimpinan kelompok-kelompok organisasi masyarakat (seperti: pengurus masjid, pastor, pendeta, pedande, biksu) dan pimpinan kelompok dan organisasi pemuda.
- Pimpinan media massa (surat kabar, majalah, radio dan TV)Rektor/Dekan, kepala SLTP, SLTA, pimpinan pondok pesantren, komite sekolah.
- Orang tua, melalui program Bina Keluarga Remaja (BKR), majelis ta’lim, program PKK.
- Pimpinan kelompok sebaya melalui program Karang Taruna, pramuka, remaja masjid/gereja/vihara.
b. Pengelola PIK Remaja
Pengelola PIK Remaja
adalah pemuda/remaja yang punya komitmen dan mengelola langsung PIK
Remaja serta telah mengikuti pelatihan dengan mempergunakan modul dan
kurikulum standard yang telah disusun oleh BKKBN atau yang sejenis.
Pengelola PIK Remaja terdiri dari Ketua, Bidang Administrasi, Bidang
Program dan Kegiatan, Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup PIK Remaja meliputi aspek-aspek kegiatan pemberian informasi PKBR, Pendewasaan Usia Perkawinan, Keterampilan Hidup (Life Skills), pelayanan konseling, rujukan, pengembangan jaringan dan dukungan, dan kegiatan-kegiatan pendukung lainnya sesuai dengan ciri dan minat remaja.
CIRI-CIRI TAHAPAN
1. PIK Remaja Tahap Tumbuh
Materi dan Isi Pesan (assets) yang diberikan :
1) Triad KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan.
2) Pendalaman materi Triad KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan.
3) Pemahaman tentang Hak-Hak Reproduksi.
1) Triad KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan.
2) Pendalaman materi Triad KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan.
3) Pemahaman tentang Hak-Hak Reproduksi.
2. PIK Remaja Tahap Tegak
Materi dan Isi Pesan (assets) yang diberikan :
1) Triad KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan
2) Pendalaman materi Triad KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan
3) Pemahaman tentang hak-hak reproduksi
4) Keterampilan Hidup (Life Skills)
5) Keterampilan advokasi
3. PIK Remaja Tahap Tegar
Materi dan Isi Pesan (assets) yang diberikan :
1) TRIAD KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan
2) Pendalaman materi TRIAD KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan
3) Pemahaman tentang hak-hak reproduksi
4) Keterampilan Hidup (Life Skills)
5) Keterampilan advokasi
EmoticonEmoticon