Thursday, 7 April 2016

Mengenal APA itu PIK Remaja ??? | PIK Bangun Karya Desa Masingai 1

Yuk..!  Mengenal PIK-Remaja 

Remaja dalam bahasa latinnya adalah adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik. Pada masa ini remaja sebenarnya belum memiliki tempat yang jelas karena ia belum diposisikan dewasa namun ia juga bukan anak-anak. Dimana orang sering menyebutnya usia tanggung. Masa remaja adalah masa mulainya perubahan-perubahan yang terjadi pada remaja baik dari sisi fisik maupun perubahan emosi hingga perubahan organ reproduksinya. Masa remaja juga adalah masa seorang remaja mulai mencari jati dirinya, kadangkala di dalamnya terjadi konflik-konflik jika remaja tersebut tidak mampu mengenali dirinya sendiri serta tidak mampu menangani masalah yang menimpanya. Kenakalan/penyimpangan kelakuan remaja atau juga dikenal dengan istilah Juvenile Delingquency merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya remaja cenderung melakukan bentuk kelakuan yang menyimpang. Perubahan besar yang terjadi pada remaja saat ini mendapatkan tantangan besar dengan terbukanya arus informasi yang luas dan tanpa sekat. Segala informasi dengan mudahnya dapat diserap oleh remaja dengan bebas termasuk informasi yang berkaitan dengan hal-hal yang berkaitan dengan masalah organ reproduksi dan seksualitas. Sikap serba ingin tahu remaja yang besar yang kadang terabaikan dari pengawasan serta pendampingan orang tua seringkali menjerumuskan remaja pada efek negatif dari pencaharian jawaban yang salah atas persoalan-persoalan remaja. Kenyamanan serta kemudahan mendapatkan informasi yang benar yang tidak didapat dari lingkungan sekitar akan persoalannya seringkali membuat remaja mencari sendiri jawaban-jawaban tanpa tahu efek positif negatifnya. Pada masa transisi inilah pentingnya perhatian seluruh pihak terhadap kondisi remaja dibutuhkan dari semua pihak. Bank Dunia sendiri menyebut masa transisi remaja dalam 5 hal (Youth Five Life Transitions). Transisi kehidupan yang dimaksud menurut Progress Report World Bank adalah: 1. Melanjutkan sekolah (continue learning) 2. Mencari pekerjaan (start working) 3. Memulai kehidupan berkeluarga (form families) 4. Menjadi anggota masyarakat (exercise citizenship) 5. Mempraktekkan hidup sehat (practice healthy life). PIK-R, dari dan untuk remaja. Pusat Informasi dan Konseling Remaja atau yang lebih dikenal dengan PIK-R adalah suatu wadah kegiatan PKBR (Pusat Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja) yang dikelola dari, oleh dan untuk remaja guna memberikan pelayanan informasi dan konseling tentang perencanaan kehidupan berkeluarga bagi Remaja serta kegiatan-kegiatan penunjang lainnya. PIK Remaja sendiri merupakan bagian dari PIK-KRR (Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja) yang kemudian oleh BKKBN dibagi menjadi dua yaitu: Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK Remaja) dan Pusat Informasi dan Konseling Mahasiswa (PIK Mahasiswa) PIK Remaja sendiri adalah nama generik yang sengaja dibuat untuk menarik minat remaja datang ke Pusat Informasi dan Konsuling Remaja untuk berdiskusi serta sharing PKBR secara bersama-sama. Nama PIK bisa disesuaikan dengan lingkungan serta kehendak masing-masing sesuai kebutuhannya. PIK Remaja dalam penyebutannya bisa dikaitkan dengan tempat dan institusi pembinanya seperti PIK Remaja Sekolah, PIK Remaja Masjid, PIK remaja Pesantren atau bahkan mungkin PIK Kompasiana. Adapun Tujuan umum dari PIK Remaja adalah untuk memberikan informasi PKBR, Pendewasaan Usia Perkawianan, Keterampilan Hidup (Life Skills), pelayanan konseling dan rujukan PKBR. Disamping itu, juga dikembangkan kegiatan-kegiatan lain yang khas dan sesuai minat dan kebutuhan remaja untuk mencapai Tegar Remaja dalam rangka tegar Keluarga guna mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera. Pola kerja PIK Remaja tidak mengenal batas wilayah sebagaimana yang ada pada pemerintahan desa, ia hadir untuk melayani remaja lain dari luar wilayah administratifnya. Pengelola dan konselor sebaya Melakukan pendekatan terhadap remaja kadang menimbulkan persoalan dengan susahnya remaja untuk terbuka dengan orang tua, mereka lebih gampang dan mudah menyampaikan semua persoalannya pada teman-temannya. Teman yang baik dan memiliki keperibadian bagus tentulah akan menerima curahan remaja lainnya dengan dan memberi solusi yang baik, bagaimana bila sebaliknya. Pengelolaan PIK-Remaja yang dikelola oleh dan untuk remaja sengaja dilakukan untuk menabrak sekat-sekat yang menghalangi terbukanya komunikasi seperti yang diutarakan di atas. Pengelola/remaja yang mengelola PIK-Remaja tentu saja sebelumnya telah mendaptkan pendidikan dan pelatihan dengan mempergunakan modul dan kurikulum standard yang telah disusun oleh BKKBN atau yang sejenis. Dimana pengelolanya tersebut terdiri dari Ketua, Bidang Administrasi, Bidang Program dan Kegiatan, Pendidik Sebaya, dan Konselor Sebaya. Dengan terlebih dahulu diberikan pendidikan diharapkan konselor sebaya memiliki kemampuan yang memenuhi syarat sebagai konselor sebaya, antara lain: Berpengalaman sebagai pendidik sebaya Mempunyai minat yang sungguh-sungguh untuk membantu klien Terbuka pada pendapat orang lain Menghargai dan menghormati klien Peka terhadap perasaan orang dan berempati Memiliki perasaan stabil dan kontrol diri yang kuat Mempunyai pengetahuan yang luas Memiliki keterampilan menciptakan suasana nyaman dan komunikasi interpersonal. PIK Remaja juga harus mendapatkan pembinaan dari pihak lain sebagai pembinanya dengan kualifikasi serta memiliki kepedulian yang tinggi terhadap masalah-masalah remaja, memberikan dukungan dan aktif membina PIK Remaja, baik yangberasal dari Pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau organisasi kepemudaan/remaja lainnya, seperti: Pemerintah: kepala desa/lurah, camat, bupati, walikota, pimpinan SKPDKB Pimpinan LSM: pimpinan kelompok-kelompok organisasi masyarakat (seperti: pengurus masjid, partor, pendeta, pedande, bukisu) dan pimpinan kelompok dan organisasipemuda. Pimpinan media massa (surat kabar, majalah, radio, dan TV) Rektor/dekan, kepala SLTP, kepala SLTA, pimpinan pondok pesantren, komite sekolah. Orang tua, melalui Bina Keluarga Remaja (BKR), majlis ta'lim, program PKK. Pimpinan kelompok sebaya melalui program karang taruna, pramuka, remaja masjid/gereja/vihara. Tahapan Pengembangan dan Pengelolaan PIK-Remaja dikelola melalui 3 tahapan yaitu tahap TUMBUH, TEGAK dan TEGAR, dimana proses pengembangan dan pengelolaan masing-masing tahapan tersebut didasarkan pada ciri-ciri tahapan berikut ini: 1. PIK Remaja Tahap Tumbuh dengan materi dan isi pesan (assets) Triad KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan. Pendalaman materi Triad KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan. Pemahaman tentang Hak-Hak Reproduksi. 2. PIK Remaja Tahap Tegak dengan materi dan isi pesan (assets): Triad KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan Pendalaman materi Triad KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan Pemahaman tentang hak-hak reproduksi Keterampilan Hidup (Life Skills) Keterampilan advokasi 3. PIK Remaja Tahap Tegar, dengan materi dan isi pesan (assets) TRIAD KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan Pendalaman materi TRIAD KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan Pemahaman tentang hak-hak reproduksi Keterampilan Hidup (Life Skills) Keterampilan advokasi Dengan mengenal keberadaan PIK-Remaja yang coba diuraikan sederhana ini, diharapkan keberadaan KIP-R semakin dikenal luas baik secara organisasi/lembaga maupun keberadaan ataupun fungsinya. Program Genre dengan basis remaja ini perlu kita support penuh agar remaja kita tumbuh dan berkembang sesuai harapan kita semua, yang selanjutnya mereka kelak siap menggantikan generasi berikutnya dengan tujuan akhir adalah terciptanya Indonesia yang jaya yang diridoi Tuhan Yang Maha Esa. 14129260612131927067

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/tubagusencep/yuk-mengenal-pik-remaja_54f432d1745513a32b6c8818
Remaja dalam bahasa latinnya adalah adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik. Pada masa ini remaja sebenarnya belum memiliki tempat yang jelas karena ia belum diposisikan dewasa namun ia juga bukan anak-anak. Dimana orang sering menyebutnya usia tanggung. Masa remaja adalah masa mulainya perubahan-perubahan yang terjadi pada remaja baik dari sisi fisik maupun perubahan emosi hingga perubahan organ reproduksinya. Masa remaja juga adalah masa seorang remaja mulai mencari jati dirinya, kadangkala di dalamnya terjadi konflik-konflik jika remaja tersebut tidak mampu mengenali dirinya sendiri serta tidak mampu menangani masalah yang menimpanya. Kenakalan/penyimpangan kelakuan remaja atau juga dikenal dengan istilah Juvenile Delingquency merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya remaja cenderung melakukan bentuk kelakuan yang menyimpang. Perubahan besar yang terjadi pada remaja saat ini mendapatkan tantangan besar dengan terbukanya arus informasi yang luas dan tanpa sekat. Segala informasi dengan mudahnya dapat diserap oleh remaja dengan bebas termasuk informasi yang berkaitan dengan hal-hal yang berkaitan dengan masalah organ reproduksi dan seksualitas. Sikap serba ingin tahu remaja yang besar yang kadang terabaikan dari pengawasan serta pendampingan orang tua seringkali menjerumuskan remaja pada efek negatif dari pencaharian jawaban yang salah atas persoalan-persoalan remaja. Kenyamanan serta kemudahan mendapatkan informasi yang benar yang tidak didapat dari lingkungan sekitar akan persoalannya seringkali membuat remaja mencari sendiri jawaban-jawaban tanpa tahu efek positif negatifnya. Pada masa transisi inilah pentingnya perhatian seluruh pihak terhadap kondisi remaja dibutuhkan dari semua pihak. Bank Dunia sendiri menyebut masa transisi remaja dalam 5 hal (Youth Five Life Transitions). Transisi kehidupan yang dimaksud menurut Progress Report World Bank adalah: 1. Melanjutkan sekolah (continue learning) 2. Mencari pekerjaan (start working) 3. Memulai kehidupan berkeluarga (form families) 4. Menjadi anggota masyarakat (exercise citizenship) 5. Mempraktekkan hidup sehat (practice healthy life). PIK-R, dari dan untuk remaja. Pusat Informasi dan Konseling Remaja atau yang lebih dikenal dengan PIK-R adalah suatu wadah kegiatan PKBR (Pusat Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja) yang dikelola dari, oleh dan untuk remaja guna memberikan pelayanan informasi dan konseling tentang perencanaan kehidupan berkeluarga bagi Remaja serta kegiatan-kegiatan penunjang lainnya. PIK Remaja sendiri merupakan bagian dari PIK-KRR (Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja) yang kemudian oleh BKKBN dibagi menjadi dua yaitu: Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK Remaja) dan Pusat Informasi dan Konseling Mahasiswa (PIK Mahasiswa) PIK Remaja sendiri adalah nama generik yang sengaja dibuat untuk menarik minat remaja datang ke Pusat Informasi dan Konsuling Remaja untuk berdiskusi serta sharing PKBR secara bersama-sama. Nama PIK bisa disesuaikan dengan lingkungan serta kehendak masing-masing sesuai kebutuhannya. PIK Remaja dalam penyebutannya bisa dikaitkan dengan tempat dan institusi pembinanya seperti PIK Remaja Sekolah, PIK Remaja Masjid, PIK remaja Pesantren atau bahkan mungkin PIK Kompasiana. Adapun Tujuan umum dari PIK Remaja adalah untuk memberikan informasi PKBR, Pendewasaan Usia Perkawianan, Keterampilan Hidup (Life Skills), pelayanan konseling dan rujukan PKBR. Disamping itu, juga dikembangkan kegiatan-kegiatan lain yang khas dan sesuai minat dan kebutuhan remaja untuk mencapai Tegar Remaja dalam rangka tegar Keluarga guna mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera. Pola kerja PIK Remaja tidak mengenal batas wilayah sebagaimana yang ada pada pemerintahan desa, ia hadir untuk melayani remaja lain dari luar wilayah administratifnya. Pengelola dan konselor sebaya Melakukan pendekatan terhadap remaja kadang menimbulkan persoalan dengan susahnya remaja untuk terbuka dengan orang tua, mereka lebih gampang dan mudah menyampaikan semua persoalannya pada teman-temannya. Teman yang baik dan memiliki keperibadian bagus tentulah akan menerima curahan remaja lainnya dengan dan memberi solusi yang baik, bagaimana bila sebaliknya. Pengelolaan PIK-Remaja yang dikelola oleh dan untuk remaja sengaja dilakukan untuk menabrak sekat-sekat yang menghalangi terbukanya komunikasi seperti yang diutarakan di atas. Pengelola/remaja yang mengelola PIK-Remaja tentu saja sebelumnya telah mendaptkan pendidikan dan pelatihan dengan mempergunakan modul dan kurikulum standard yang telah disusun oleh BKKBN atau yang sejenis. Dimana pengelolanya tersebut terdiri dari Ketua, Bidang Administrasi, Bidang Program dan Kegiatan, Pendidik Sebaya, dan Konselor Sebaya. Dengan terlebih dahulu diberikan pendidikan diharapkan konselor sebaya memiliki kemampuan yang memenuhi syarat sebagai konselor sebaya, antara lain: Berpengalaman sebagai pendidik sebaya Mempunyai minat yang sungguh-sungguh untuk membantu klien Terbuka pada pendapat orang lain Menghargai dan menghormati klien Peka terhadap perasaan orang dan berempati Memiliki perasaan stabil dan kontrol diri yang kuat Mempunyai pengetahuan yang luas Memiliki keterampilan menciptakan suasana nyaman dan komunikasi interpersonal. PIK Remaja juga harus mendapatkan pembinaan dari pihak lain sebagai pembinanya dengan kualifikasi serta memiliki kepedulian yang tinggi terhadap masalah-masalah remaja, memberikan dukungan dan aktif membina PIK Remaja, baik yangberasal dari Pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau organisasi kepemudaan/remaja lainnya, seperti: Pemerintah: kepala desa/lurah, camat, bupati, walikota, pimpinan SKPDKB Pimpinan LSM: pimpinan kelompok-kelompok organisasi masyarakat (seperti: pengurus masjid, partor, pendeta, pedande, bukisu) dan pimpinan kelompok dan organisasipemuda. Pimpinan media massa (surat kabar, majalah, radio, dan TV) Rektor/dekan, kepala SLTP, kepala SLTA, pimpinan pondok pesantren, komite sekolah. Orang tua, melalui Bina Keluarga Remaja (BKR), majlis ta'lim, program PKK. Pimpinan kelompok sebaya melalui program karang taruna, pramuka, remaja masjid/gereja/vihara. Tahapan Pengembangan dan Pengelolaan PIK-Remaja dikelola melalui 3 tahapan yaitu tahap TUMBUH, TEGAK dan TEGAR, dimana proses pengembangan dan pengelolaan masing-masing tahapan tersebut didasarkan pada ciri-ciri tahapan berikut ini: 1. PIK Remaja Tahap Tumbuh dengan materi dan isi pesan (assets) Triad KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan. Pendalaman materi Triad KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan. Pemahaman tentang Hak-Hak Reproduksi. 2. PIK Remaja Tahap Tegak dengan materi dan isi pesan (assets): Triad KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan Pendalaman materi Triad KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan Pemahaman tentang hak-hak reproduksi Keterampilan Hidup (Life Skills) Keterampilan advokasi 3. PIK Remaja Tahap Tegar, dengan materi dan isi pesan (assets) TRIAD KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan Pendalaman materi TRIAD KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan Pemahaman tentang hak-hak reproduksi Keterampilan Hidup (Life Skills) Keterampilan advokasi Dengan mengenal keberadaan PIK-Remaja yang coba diuraikan sederhana ini, diharapkan keberadaan KIP-R semakin dikenal luas baik secara organisasi/lembaga maupun keberadaan ataupun fungsinya. Program Genre dengan basis remaja ini perlu kita support penuh agar remaja kita tumbuh dan berkembang sesuai harapan kita semua, yang selanjutnya mereka kelak siap menggantikan generasi berikutnya dengan tujuan akhir adalah terciptanya Indonesia yang jaya yang diridoi Tuhan Yang Maha Esa. 14129260612131927067

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/tubagusencep/yuk-mengenal-pik-remaja_54f432d1745513a32b6c8818
Remaja dalam bahasa latinnya adalah adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik. Pada masa ini remaja sebenarnya belum memiliki tempat yang jelas karena ia belum diposisikan dewasa namun ia juga bukan anak-anak. Dimana orang sering menyebutnya usia tanggung. Masa remaja adalah masa mulainya perubahan-perubahan yang terjadi pada remaja baik dari sisi fisik maupun perubahan emosi hingga perubahan organ reproduksinya. Masa remaja juga adalah masa seorang remaja mulai mencari jati dirinya, kadangkala di dalamnya terjadi konflik-konflik jika remaja tersebut tidak mampu mengenali dirinya sendiri serta tidak mampu menangani masalah yang menimpanya. Kenakalan/penyimpangan kelakuan remaja atau juga dikenal dengan istilah Juvenile Delingquency merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya remaja cenderung melakukan bentuk kelakuan yang menyimpang. Perubahan besar yang terjadi pada remaja saat ini mendapatkan tantangan besar dengan terbukanya arus informasi yang luas dan tanpa sekat. Segala informasi dengan mudahnya dapat diserap oleh remaja dengan bebas termasuk informasi yang berkaitan dengan hal-hal yang berkaitan dengan masalah organ reproduksi dan seksualitas. Sikap serba ingin tahu remaja yang besar yang kadang terabaikan dari pengawasan serta pendampingan orang tua seringkali menjerumuskan remaja pada efek negatif dari pencaharian jawaban yang salah atas persoalan-persoalan remaja. Kenyamanan serta kemudahan mendapatkan informasi yang benar yang tidak didapat dari lingkungan sekitar akan persoalannya seringkali membuat remaja mencari sendiri jawaban-jawaban tanpa tahu efek positif negatifnya. Pada masa transisi inilah pentingnya perhatian seluruh pihak terhadap kondisi remaja dibutuhkan dari semua pihak. Bank Dunia sendiri menyebut masa transisi remaja dalam 5 hal (Youth Five Life Transitions). Transisi kehidupan yang dimaksud menurut Progress Report World Bank adalah: 1. Melanjutkan sekolah (continue learning) 2. Mencari pekerjaan (start working) 3. Memulai kehidupan berkeluarga (form families) 4. Menjadi anggota masyarakat (exercise citizenship) 5. Mempraktekkan hidup sehat (practice healthy life). PIK-R, dari dan untuk remaja. Pusat Informasi dan Konseling Remaja atau yang lebih dikenal dengan PIK-R adalah suatu wadah kegiatan PKBR (Pusat Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja) yang dikelola dari, oleh dan untuk remaja guna memberikan pelayanan informasi dan konseling tentang perencanaan kehidupan berkeluarga bagi Remaja serta kegiatan-kegiatan penunjang lainnya. PIK Remaja sendiri merupakan bagian dari PIK-KRR (Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja) yang kemudian oleh BKKBN dibagi menjadi dua yaitu: Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK Remaja) dan Pusat Informasi dan Konseling Mahasiswa (PIK Mahasiswa) PIK Remaja sendiri adalah nama generik yang sengaja dibuat untuk menarik minat remaja datang ke Pusat Informasi dan Konsuling Remaja untuk berdiskusi serta sharing PKBR secara bersama-sama. Nama PIK bisa disesuaikan dengan lingkungan serta kehendak masing-masing sesuai kebutuhannya. PIK Remaja dalam penyebutannya bisa dikaitkan dengan tempat dan institusi pembinanya seperti PIK Remaja Sekolah, PIK Remaja Masjid, PIK remaja Pesantren atau bahkan mungkin PIK Kompasiana. Adapun Tujuan umum dari PIK Remaja adalah untuk memberikan informasi PKBR, Pendewasaan Usia Perkawianan, Keterampilan Hidup (Life Skills), pelayanan konseling dan rujukan PKBR. Disamping itu, juga dikembangkan kegiatan-kegiatan lain yang khas dan sesuai minat dan kebutuhan remaja untuk mencapai Tegar Remaja dalam rangka tegar Keluarga guna mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera. Pola kerja PIK Remaja tidak mengenal batas wilayah sebagaimana yang ada pada pemerintahan desa, ia hadir untuk melayani remaja lain dari luar wilayah administratifnya. Pengelola dan konselor sebaya Melakukan pendekatan terhadap remaja kadang menimbulkan persoalan dengan susahnya remaja untuk terbuka dengan orang tua, mereka lebih gampang dan mudah menyampaikan semua persoalannya pada teman-temannya. Teman yang baik dan memiliki keperibadian bagus tentulah akan menerima curahan remaja lainnya dengan dan memberi solusi yang baik, bagaimana bila sebaliknya. Pengelolaan PIK-Remaja yang dikelola oleh dan untuk remaja sengaja dilakukan untuk menabrak sekat-sekat yang menghalangi terbukanya komunikasi seperti yang diutarakan di atas. Pengelola/remaja yang mengelola PIK-Remaja tentu saja sebelumnya telah mendaptkan pendidikan dan pelatihan dengan mempergunakan modul dan kurikulum standard yang telah disusun oleh BKKBN atau yang sejenis. Dimana pengelolanya tersebut terdiri dari Ketua, Bidang Administrasi, Bidang Program dan Kegiatan, Pendidik Sebaya, dan Konselor Sebaya. Dengan terlebih dahulu diberikan pendidikan diharapkan konselor sebaya memiliki kemampuan yang memenuhi syarat sebagai konselor sebaya, antara lain: Berpengalaman sebagai pendidik sebaya Mempunyai minat yang sungguh-sungguh untuk membantu klien Terbuka pada pendapat orang lain Menghargai dan menghormati klien Peka terhadap perasaan orang dan berempati Memiliki perasaan stabil dan kontrol diri yang kuat Mempunyai pengetahuan yang luas Memiliki keterampilan menciptakan suasana nyaman dan komunikasi interpersonal. PIK Remaja juga harus mendapatkan pembinaan dari pihak lain sebagai pembinanya dengan kualifikasi serta memiliki kepedulian yang tinggi terhadap masalah-masalah remaja, memberikan dukungan dan aktif membina PIK Remaja, baik yangberasal dari Pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau organisasi kepemudaan/remaja lainnya, seperti: Pemerintah: kepala desa/lurah, camat, bupati, walikota, pimpinan SKPDKB Pimpinan LSM: pimpinan kelompok-kelompok organisasi masyarakat (seperti: pengurus masjid, partor, pendeta, pedande, bukisu) dan pimpinan kelompok dan organisasipemuda. Pimpinan media massa (surat kabar, majalah, radio, dan TV) Rektor/dekan, kepala SLTP, kepala SLTA, pimpinan pondok pesantren, komite sekolah. Orang tua, melalui Bina Keluarga Remaja (BKR), majlis ta'lim, program PKK. Pimpinan kelompok sebaya melalui program karang taruna, pramuka, remaja masjid/gereja/vihara. Tahapan Pengembangan dan Pengelolaan PIK-Remaja dikelola melalui 3 tahapan yaitu tahap TUMBUH, TEGAK dan TEGAR, dimana proses pengembangan dan pengelolaan masing-masing tahapan tersebut didasarkan pada ciri-ciri tahapan berikut ini: 1. PIK Remaja Tahap Tumbuh dengan materi dan isi pesan (assets) Triad KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan. Pendalaman materi Triad KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan. Pemahaman tentang Hak-Hak Reproduksi. 2. PIK Remaja Tahap Tegak dengan materi dan isi pesan (assets): Triad KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan Pendalaman materi Triad KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan Pemahaman tentang hak-hak reproduksi Keterampilan Hidup (Life Skills) Keterampilan advokasi 3. PIK Remaja Tahap Tegar, dengan materi dan isi pesan (assets) TRIAD KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan Pendalaman materi TRIAD KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan Pemahaman tentang hak-hak reproduksi Keterampilan Hidup (Life Skills) Keterampilan advokasi Dengan mengenal keberadaan PIK-Remaja yang coba diuraikan sederhana ini, diharapkan keberadaan KIP-R semakin dikenal luas baik secara organisasi/lembaga maupun keberadaan ataupun fungsinya. Program Genre dengan basis remaja ini perlu kita support penuh agar remaja kita tumbuh dan berkembang sesuai harapan kita semua, yang selanjutnya mereka kelak siap menggantikan generasi berikutnya dengan tujuan akhir adalah terciptanya Indonesia yang jaya yang diridoi Tuhan Yang Maha Esa.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/tubagusencep/yuk-mengenal-pik-remaja_54f432d1745513a32b6c8818

Remaja dalam bahasa latinnya adalah adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik. Pada masa ini remaja sebenarnya belum memiliki tempat yang jelas karena ia belum diposisikan dewasa namun ia juga bukan anak-anak. Dimana orang sering menyebutnya usia tanggung. Masa remaja adalah masa mulainya perubahan-perubahan yang terjadi pada remaja baik dari sisi fisik maupun perubahan emosi hingga perubahan organ reproduksinya. Masa remaja juga adalah masa seorang remaja mulai mencari jati dirinya, kadangkala di dalamnya terjadi konflik-konflik jika remaja tersebut tidak mampu mengenali dirinya sendiri serta tidak mampu menangani masalah yang menimpanya. Kenakalan/penyimpangan kelakuan remaja atau juga dikenal dengan istilah Juvenile Delingquency merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya remaja cenderung melakukan bentuk kelakuan yang menyimpang. Perubahan besar yang terjadi pada remaja saat ini mendapatkan tantangan besar dengan terbukanya arus informasi yang luas dan tanpa sekat. Segala informasi dengan mudahnya dapat diserap oleh remaja dengan bebas termasuk informasi yang berkaitan dengan hal-hal yang berkaitan dengan masalah organ reproduksi dan seksualitas. Sikap serba ingin tahu remaja yang besar yang kadang terabaikan dari pengawasan serta pendampingan orang tua seringkali menjerumuskan remaja pada efek negatif dari pencaharian jawaban yang salah atas persoalan-persoalan remaja. Kenyamanan serta kemudahan mendapatkan informasi yang benar yang tidak didapat dari lingkungan sekitar akan persoalannya seringkali membuat remaja mencari sendiri jawaban-jawaban tanpa tahu efek positif negatifnya. Pada masa transisi inilah pentingnya perhatian seluruh pihak terhadap kondisi remaja dibutuhkan dari semua pihak. Bank Dunia sendiri menyebut masa transisi remaja dalam 5 hal (Youth Five Life Transitions). Transisi kehidupan yang dimaksud menurut Progress Report World Bank adalah: 1. Melanjutkan sekolah (continue learning) 2. Mencari pekerjaan (start working) 3. Memulai kehidupan berkeluarga (form families) 4. Menjadi anggota masyarakat (exercise citizenship) 5. Mempraktekkan hidup sehat (practice healthy life). PIK-R, dari dan untuk remaja. Pusat Informasi dan Konseling Remaja atau yang lebih dikenal dengan PIK-R adalah suatu wadah kegiatan PKBR (Pusat Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja) yang dikelola dari, oleh dan untuk remaja guna memberikan pelayanan informasi dan konseling tentang perencanaan kehidupan berkeluarga bagi Remaja serta kegiatan-kegiatan penunjang lainnya. PIK Remaja sendiri merupakan bagian dari PIK-KRR (Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja) yang kemudian oleh BKKBN dibagi menjadi dua yaitu: Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK Remaja) dan Pusat Informasi dan Konseling Mahasiswa (PIK Mahasiswa) PIK Remaja sendiri adalah nama generik yang sengaja dibuat untuk menarik minat remaja datang ke Pusat Informasi dan Konsuling Remaja untuk berdiskusi serta sharing PKBR secara bersama-sama. Nama PIK bisa disesuaikan dengan lingkungan serta kehendak masing-masing sesuai kebutuhannya. PIK Remaja dalam penyebutannya bisa dikaitkan dengan tempat dan institusi pembinanya seperti PIK Remaja Sekolah, PIK Remaja Masjid, PIK remaja Pesantren atau bahkan mungkin PIK Kompasiana. Adapun Tujuan umum dari PIK Remaja adalah untuk memberikan informasi PKBR, Pendewasaan Usia Perkawianan, Keterampilan Hidup (Life Skills), pelayanan konseling dan rujukan PKBR. Disamping itu, juga dikembangkan kegiatan-kegiatan lain yang khas dan sesuai minat dan kebutuhan remaja untuk mencapai Tegar Remaja dalam rangka tegar Keluarga guna mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera. Pola kerja PIK Remaja tidak mengenal batas wilayah sebagaimana yang ada pada pemerintahan desa, ia hadir untuk melayani remaja lain dari luar wilayah administratifnya. Pengelola dan konselor sebaya Melakukan pendekatan terhadap remaja kadang menimbulkan persoalan dengan susahnya remaja untuk terbuka dengan orang tua, mereka lebih gampang dan mudah menyampaikan semua persoalannya pada teman-temannya. Teman yang baik dan memiliki keperibadian bagus tentulah akan menerima curahan remaja lainnya dengan dan memberi solusi yang baik, bagaimana bila sebaliknya. Pengelolaan PIK-Remaja yang dikelola oleh dan untuk remaja sengaja dilakukan untuk menabrak sekat-sekat yang menghalangi terbukanya komunikasi seperti yang diutarakan di atas. Pengelola/remaja yang mengelola PIK-Remaja tentu saja sebelumnya telah mendaptkan pendidikan dan pelatihan dengan mempergunakan modul dan kurikulum standard yang telah disusun oleh BKKBN atau yang sejenis. Dimana pengelolanya tersebut terdiri dari Ketua, Bidang Administrasi, Bidang Program dan Kegiatan, Pendidik Sebaya, dan Konselor Sebaya. Dengan terlebih dahulu diberikan pendidikan diharapkan konselor sebaya memiliki kemampuan yang memenuhi syarat sebagai konselor sebaya, antara lain: Berpengalaman sebagai pendidik sebaya Mempunyai minat yang sungguh-sungguh untuk membantu klien Terbuka pada pendapat orang lain Menghargai dan menghormati klien Peka terhadap perasaan orang dan berempati Memiliki perasaan stabil dan kontrol diri yang kuat Mempunyai pengetahuan yang luas Memiliki keterampilan menciptakan suasana nyaman dan komunikasi interpersonal. PIK Remaja juga harus mendapatkan pembinaan dari pihak lain sebagai pembinanya dengan kualifikasi serta memiliki kepedulian yang tinggi terhadap masalah-masalah remaja, memberikan dukungan dan aktif membina PIK Remaja, baik yangberasal dari Pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau organisasi kepemudaan/remaja lainnya, seperti: Pemerintah: kepala desa/lurah, camat, bupati, walikota, pimpinan SKPDKB Pimpinan LSM: pimpinan kelompok-kelompok organisasi masyarakat (seperti: pengurus masjid, partor, pendeta, pedande, bukisu) dan pimpinan kelompok dan organisasipemuda. Pimpinan media massa (surat kabar, majalah, radio, dan TV) Rektor/dekan, kepala SLTP, kepala SLTA, pimpinan pondok pesantren, komite sekolah. Orang tua, melalui Bina Keluarga Remaja (BKR), majlis ta'lim, program PKK. Pimpinan kelompok sebaya melalui program karang taruna, pramuka, remaja masjid/gereja/vihara. Tahapan Pengembangan dan Pengelolaan PIK-Remaja dikelola melalui 3 tahapan yaitu tahap TUMBUH, TEGAK dan TEGAR, dimana proses pengembangan dan pengelolaan masing-masing tahapan tersebut didasarkan pada ciri-ciri tahapan berikut ini: 1. PIK Remaja Tahap Tumbuh dengan materi dan isi pesan (assets) Triad KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan. Pendalaman materi Triad KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan. Pemahaman tentang Hak-Hak Reproduksi. 2. PIK Remaja Tahap Tegak dengan materi dan isi pesan (assets): Triad KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan Pendalaman materi Triad KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan Pemahaman tentang hak-hak reproduksi Keterampilan Hidup (Life Skills) Keterampilan advokasi 3. PIK Remaja Tahap Tegar, dengan materi dan isi pesan (assets) TRIAD KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan Pendalaman materi TRIAD KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan Pemahaman tentang hak-hak reproduksi Keterampilan Hidup (Life Skills) Keterampilan advokasi Dengan mengenal keberadaan PIK-Remaja yang coba diuraikan sederhana ini, diharapkan keberadaan KIP-R semakin dikenal luas baik secara organisasi/lembaga maupun keberadaan ataupun fungsinya. Program Genre dengan basis remaja ini perlu kita support penuh agar remaja kita tumbuh dan berkembang sesuai harapan kita semua, yang selanjutnya mereka kelak siap menggantikan generasi berikutnya dengan tujuan akhir adalah terciptanya Indonesia yang jaya yang diridoi Tuhan Yang Maha Esa.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/tubagusencep/yuk-mengenal-pik-remaja_54f432d1745513a32b6c8818
mua, yang selanjutnya mereka kelak siap menggantikan generasi berikutnya dengan tujuan akhir adalah terciptanya Indonesia yang jaya yang diridoi Tuhan Yang Maha Esa.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/tubagusencep/yuk-mengenal-pik-remaja_54f432d1745513a32b6c8818
PIK Remaja adalah suatu wadah kegiatan program PKBR (Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja) yang dikelola dari, oleh dan untuk remaja guna memberikan pelayanan informasi dan konseling kesehatan reproduksi serta penyiapan kehidupan berkeluarga.


Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa. Kehidupan remaja merupakan kehidupan yang sangat menentukan bagi kehidupan masa depan mereka selanjutnya. Masa remaja seperti ini oleh Bank Dunia disebut sebagai masa transisi kehidupan remaja. Transisi kehidupan remaja oleh Bank Dunia dibagi menjadi 5 hal (Youth Five Life Transitions). Transisi kehidupan yang dimaksud menurut Progress Report World Bank adalah:
  1. Melanjutkan sekolah (continue learning)
  2. Mencari pekerjaan (start working)
  3. Memulai kehidupan berkeluarga (form families)
  4. Menjadi anggota masyarakat (exercise citizenship)
  5. Mempraktekkan hidup sehat (practice healthy life).

Program PKBR (Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja) yang dilaksanakan berkaitan dengan bidang kehidupan yang kelima dari transisi kehidupan remaja dimaksud, yakni mempraktekkan hidup secara sehat (practice healthy life). Empat bidang kehidupan lainnya yang akan dimasuki oleh remaja sangat ditentukan oleh berhasil tidaknya remaja mempraktekkan kehidupan yang sehat. Dengan kata lain apabila remaja gagal berperilaku sehat, kemungkinan besar remaja yang bersangkutan akan gagal pada empat bidang
kehidupan yang lain.

Dari data-data yang berkaitan dengan gambaran perilaku sehat remaja, khususnya yang berhubungan dengan risiko TRIAD KRR (Seksualitas, NAPZA, HIV dan AIDS), tampaknya sebagian remaja Indonesia berperilaku tidak sehat. Perilaku tidak sehat tersebut seperti terlihat pada data berikut ini :

SEKSUALITAS

Seks Pra Nikah

Berdasarkan Survey Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI, 2002-2003) didapatkan bahwa remaja mengatakan mempunyai teman yang pernah berhubungan seksual pada usia 14-19 tahun (perempuan 34,7%, laki-laki 30,9%), sedangkan usia 20-24 tahun (perempuan 48,6%, laki-laki 46,5%). Dari penelitian yang dilakukan oleh Wimpie Pangkahila tahun 1996 terhadap 633 pelajar SLTA di Bali, didapatkan bahwa 27% remaja laki-laki dan 18% remaja perempuan mempunyai pengalaman berhubungan seks pra nikah. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Situmorang tahun 2001 didapatkan 27% remaja laki-laki dan 9% remaja perempuan di Medan mengatakan sudah melakukan hubungan seks.

Faktor yang paling mempengaruhi remaja untuk melakukan hubungan seksual (3 x lebih besar) adalah:
1). Teman sebaya yaitu mempunyai pacar; 
2). Mempunyai teman yang setuju dengan hubungan seks pranikah; 
3). Mempunyai teman yang mempengaruhi atau mendorong untuk melakukan seks pranikah
(Analisa Lanjut SKRRI, 2003).

Aborsi 
Berdasarkan data Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI, Rakyat Merdeka, tahun 2006) yang merujuk pada data Terry Hull dkk. (1993) dan Utomo dkk. (2001) didapatkan bahwa 2,5 juta perempuan pernah melakukan aborsi per tahun, 27% (± 700 ribu) dilakukan oleh remaja, dan sebagian besar dilakukan dengan cara tidak aman. Sekitar 30-35% aborsi ini adalah penyumbang kematian ibu (307/100 ribu kelahiran) dan tercatat bahwa Angka Kematian Ibu (Mother Mortality Rate) di Indonesia adalah 10 kali lebih besar dari Singapura.

NARKOBA
Berdasarkan data BNN 2004, menunjukan bahwa 1,5% dari jumlah penduduk Indonesia (3.2 juta jiwa) adalah pengguna narkoba. Dari jumlah tersebut, 78% diantaranya adalah remaja
usia 20-29 tahun.

HIV dan AIDS 
Secara kumulatif jumlah kasus AIDS sampai dengan September 2009 sebesar 18.442 kasus. Berdasarkan cara penularannya secara kumulatif dilaporkan antara lain melalui heteroseksual 49,7%, IDU 40,7%, homoseksual 3,4%, perinatal 2,5%, transfusi darah 0,1%, dan tidak diketahui 3,7%. Menurut 4
golongan usia tertinggi adalah usia 20-29 tahun sebanyak 49,6%, usia 30-39 tahun 29,8%, usia 40-49 tahun 8,7%, usia 15-19 tahun 3,0%. Perbandingan persentase kasus AIDS antara laki-laki dan perempuan adalah 74,5% : 25,5% atau 3 : 1.

Untuk merespon permasalahan remaja tersebut, Pemerintah (cq. BKKBN) telah melaksanakan dan mengembangkan program PKBR yang diarahkan untuk mewujudkan Tegar Remaja dalam rangka Tegar Keluarga untuk mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera. Ciri-ciri Tegar Remaja adalah remaja yang menunda usia pernikahan, remaja yang berperilaku sehat, terhindar dari risiko TRIAD KRR (Seksualitas, Napza, HIV dan AIDS), bercita-cita mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera serta menjadi contoh, model, idola dan sumber informasi bagi teman sebayanya.
Upaya untuk mewujudkan remaja Indonesia melalui program PKBR sesuai dengan konsep Tegar Remaja tersebut akan diupayakan melalui strategi Tegar Remaja.
SASARAN DAN RUANG LINGKUP

Sasaran (audience)
Sasaran yang terkait dengan pembentukan, pengembangan, pengelolaan, pelayanan dan pembinaan PIK Remaja, sebagai berikut:

a. Pembina
  1. Pembina PIK Remaja adalah seseorang yang mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap masalah-masalah remaja, memberi dukungan dan aktif membina PIK Remaja, baik yang berasal dari Pemerintah,
  2. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau organisasi kepemudaan/remaja lainnya, seperti : Pemerintah: Kepala desa/lurah, camat, bupati, walikota, pimpinan SKPDKB.
  3. Pimpinan LSM: pimpinan kelompok-kelompok organisasi masyarakat (seperti: pengurus masjid, pastor, pendeta, pedande, biksu) dan pimpinan kelompok dan organisasi pemuda.
  4. Pimpinan media massa (surat kabar, majalah, radio dan TV)Rektor/Dekan, kepala SLTP, SLTA, pimpinan pondok pesantren, komite sekolah.
  5. Orang tua, melalui program Bina Keluarga Remaja (BKR), majelis ta’lim, program PKK.
  6. Pimpinan kelompok sebaya melalui program Karang Taruna, pramuka, remaja masjid/gereja/vihara.

b. Pengelola PIK Remaja
Pengelola PIK Remaja adalah pemuda/remaja yang punya komitmen dan mengelola langsung PIK Remaja serta telah mengikuti pelatihan dengan mempergunakan modul dan kurikulum standard yang telah disusun oleh BKKBN atau yang sejenis. Pengelola PIK Remaja terdiri dari Ketua, Bidang Administrasi, Bidang Program dan Kegiatan, Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya.

Ruang Lingkup

Ruang lingkup PIK Remaja meliputi aspek-aspek kegiatan pemberian informasi PKBR, Pendewasaan Usia Perkawinan, Keterampilan Hidup (Life Skills), pelayanan konseling, rujukan, pengembangan jaringan dan dukungan, dan kegiatan-kegiatan pendukung lainnya sesuai dengan ciri dan minat remaja.
CIRI-CIRI TAHAPAN

1. PIK Remaja Tahap Tumbuh
Materi dan Isi Pesan (assets) yang diberikan :
1) Triad KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan.
2) Pendalaman materi Triad KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan.
3) Pemahaman tentang Hak-Hak Reproduksi.

2. PIK Remaja Tahap Tegak
Materi dan Isi Pesan (assets) yang diberikan :
1) Triad KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan
2) Pendalaman materi Triad KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan
3) Pemahaman tentang hak-hak reproduksi
4) Keterampilan Hidup (Life Skills)
5) Keterampilan advokasi

3. PIK Remaja Tahap Tegar
 Materi dan Isi Pesan (assets) yang diberikan :
1) TRIAD KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan
2) Pendalaman materi TRIAD KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan
3) Pemahaman tentang hak-hak reproduksi
4) Keterampilan Hidup (Life Skills)
5) Keterampilan advokasi


14129260612131927067

This Is The Oldest Page


EmoticonEmoticon